Awak kapal Laksamana Cheng Ho sedang kelelahan dalam misi ekspedisi yang diamanatkan oleh Kaisar Yongle pada era Dinasti Ming. Sang Laksamana memberi dawuh ke awaknya untuk menjatuhkan sauh, di tepi utara pulau Jawa, tepatnya Simongan.
Di sana, terdapat goa batu, dan dibangun lah sebuah tempat peristirahatan oleh para awak kapal. Tempat itu kini berjuluk, Sam Po Kong.
Konon, ketika Sang Laksamana mana hendak melanjutkan pelayaran, beberapa awak memilih menetap. Tak ayal, Simongan menjadi cikal bakal peradaban etnis Tionghoa di Indonesia, sebelum akhirnya terjadi pembantaian yang dilancarkan kompeni dan mengasingkan seluruh etnis Tionghoa di kawasan Pecinan yang kita kenal kini.
Sam Po Kong, kini beralih fungsi sebagai tempat peribadatan kaum Konghucu. Kendati Sang Laksamana sendiri menganut Islam. Walau begitu, sebagai ritus sejarah, dan erat kaitannya dengan perkembangan kebudayaan Kota Semarang, juga menjadi destinasi pariwisata. Bejibun pelancong, terutama saat tanggal merah, datang menyemut.
Pengambilan gambar di kala senja, ini perlambang waktu istirahat, untuk membasuh peluh, setelah seharian bergulat dengan sang surya. Sebagai kelenteng yang terletak di jantung kota, pemotretan saat senja juga ingin mengajak untuk kembali ke masa lampau, tepat saat kelenteng ini dibangun, sebagai tempat peristirahatan.
Fotografer : Mahdan Dziya’ul Haq
Penulis : Much Taufiqillah Al Mufti
Contact : 082190112411/08231477229
Penulis : Much Taufiqillah Al Mufti
Contact : 082190112411/08231477229
0 Komentar