Penampil dalam konser Loenpia Jazz
Hari itu tidak biasanya di Taman Indonesia Kaya, pasalnya terdapat panggung yang berdiri tegak di sana. Panggung tersebut berisi peralatan musik, seperti gitar, drum, dan pengeras suara. Senja di seputaran taman saat itu menjadi semarak.

Rupanya akan diselenggarakan sebuah konser. Ketika pukul 13:00 acara dimulai, silih berganti grub-grub musik beraliran jazz beraksi di atas panggung. Dari mulai grub musik asal Semarang sendiri, hingga dari ibu kota. Seperti; Java Five, Taashora, Bonita & Adoy, dan Figura Renata.

Penyelenggara konser ini adalah sebuah komunitas musik jazz yang bernama Ngisor Ringin. Komunitas tersebut berisi band yang beraliran jazz. Sebuah genre musik yang pertama muncul di Amerika Serikat.

Gatot selaku koordinator Ngisor Ringin menjelaskan bahwa, konser yang dinamakan Loenpia Jazz merupakan perayaan ulang tahun komunitas yang telah berdiri sejak 2009 lalu. Lahirnya Ngisor Ringin mempunyai misi untuk menghadirkan jazz sebagai musik yang bisa dinikmati semua kalangan; murah tapi tidak murahan.

Karena, konon jazz acap dikenal sebagai musiknya orang kaya dan orang yang memiliki privilage. Ngisor Ringin ingin mendobrak stigma tersebut. Konser Loenpia Jazz pun digratiskan, tidak dipungut biaya HTM sepeserpun. Nyaris seperti konser dangdut sebagai musik rakyat.

Penonton konser Loenpia Jazz yang duduk bersila sambil menikmati alunan musik
Ini mengingatkan perkataan John Lennon; “music is everybody’s possession, it’s only publisher that think people own it”.

Jazzmu Gedhi!

Komunitas tersebut mengambil tema “Jazzmu Gedhi!”. Tema tersebut diangkat barangkali untuk membesarkan diri mereka sebagai komunitas musik yang memiliki eksistensinya sendiri. Sebab keseluruhan yang tergabung dalam Ngisor Ringin merupakan grub musik indie.

Ciri-ciri musik indie dapat dilihat dari penggarapannya yang dikerjakan secara mandiri. Dari mulai konsep, lagu, teknis, hingga pemasaran. Oleh karena itu, dalam mengerjakan konser Loenpia Jazz pun, Ngisor Rindin tidak menggunakan jasa penggarap acara (baca; event organizer).

Mereka kerjakan secara mandiri, dari mulai teknis hingga penjaringan sponsor acara. Ini menjadi sesuatu yang menarik. Out of the box. Memberikan penyadaran, bahwa bermusik tidak perlu menunggu sponsor atau perusahaan musik untuk mengorbitkan karyanya.

Jazzmu Gedhi! Maju bersama, besar bersama
Apalagi di era digital ini, banyak platform media sosial yang bisa dipergunakan untuk mempublikasi karya musik. Seperti YouTube maupun Spotify. Konon band indie seperti Banda Neira, mulai dikenal meluas dan disukai banyak orang ketika mengunggah rekamannya di Spotify.

Banyak jalan menuju Roma untuk menjadi musisi. Dan Ngisor Ringin sedang mengagitasi kesadaran itu secara masif kepada semua orang.

Pemotret : Mahdan Dziya'ul Haq (082314777229)
Penulis : Much. Taufiqillah Al Mufti (082140112411)